Ternate – istanafm.com. Sejumlah peserta Aksi Kamisan di Kota Ternate, Maluku Utara, menuntut pembebasan 11 warga Maba Sangaji, Kabupaten Halmahera Timur. Mereka disebut dikriminalisasi karena mempertahankan wilayahnya dari ekspansi tambang.
Aksi damai itu digelar di Taman Landmark, tepat di depan Kantor Wali Kota Ternate, Kamis, 18 Juli 2025. Massa membentangkan poster dan orasi bergantian, menyerukan keprihatinan terhadap situasi sosial, kerusakan lingkungan, dan pelanggaran hak asasi manusia di Maluku Utara.
Salah satu peserta aksi menyebut, maraknya aktivitas tambang ekstraktif di wilayah kepulauan itu telah memicu berbagai persoalan, mulai dari kerusakan ekologis, pencemaran udara dan laut, hingga kriminalisasi terhadap warga yang menolak tambang.
“Kita semua yang hadir di sini bisa saja mengalami nasib serupa. Ini adalah bentuk solidaritas terhadap 11 warga yang dikriminalisasi karena mempertahankan tanah leluhurnya,” kata orator tersebut.
Ia juga menuding negara semakin abai terhadap nasib rakyat, dan justru berpihak pada kepentingan korporasi tambang. Aparat keamanan, menurutnya, kerap dikerahkan untuk meredam penolakan warga.
“Negara sering menggunakan aparat—baik Polri maupun TNI—untuk melindungi kepentingan pengusaha tambang, bukan rakyatnya. Ini bentuk nyata ketidakberpihakan negara,” ujarnya. (Rifal)
