Dokter Dorong Pengadaan di Tiga Pulau Terluar
Istanafm – Ternate. Dua unit ambulance jenis roda tiga rusak dan tak terurus di Puskesmas Kecamatan Hiri. Hal ini ditemukan oleh Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota (Dekot) Ternate saat berkunjung ke salah satu Kecamatan terluar Kota Ternate iu. Kunjungan wakil rakyat ini juga didampingi oleh Camat Hiri. Irwan Bakar.
Anggota Komisi III Dekot Ternate Nurlaela Syarif mengatakan, dua unit ambulance jenis roda tiga itu merupakan bantuan dari Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2020. Menurutnya, Pemerintah pusat saat memberikan bantuan juga kadang tidak melihat kondisi di lapangan, dalam hal ini peruntukan DAK dan kebutuhan di daerah.
“Tapi dalam hal ini kita tidak bisa salahkan pemerintah pusat. Harusnya, Dinas Kesehatan Kota Ternate lah yang memberikan gambaran ke pemerintah pusat soal apa yang menjadi kebutuhan sesuai dan bisa dimanfaatkan,” ujar politisi yang bisa disapa Nela ini, kemarin.
Menurutnya, ambulance roda tiga ini tidak bisa digunakan di Kecamatan Hiri lantaran kondisi jalan di pulau ini cenderung berbukit atau tanjakan.
Sehingga sulit untuk dilalui oleh ambulance jenis roda tiga. Terlebih jika sedang membewa atau mengangkut beban. Karena tidak difungsikan, sekarang dua ambulance roda tiga ini sudah rusak dan dibiarkan terbengkalai di depan Puskesmas Kecamatan Hiri.
“Karena dia (Kendaraan ambulance) kan bukan mobil ya, tapi kandaraan roda 3 yang desain. Jadi rentan kendalinya dengan medan yang ada di Hiri agak sulit. Karena Hiri jalannya cukup banyak tanjakan,” katanya.
Dengan kondisi yang seperti ini, kata Nela, Dinkes harusnya bisa berpikir untuk mengalihkan ambulence tersebuit ke Kecamatan lain yang kondisi jalannya mampu dijangkau oleh kendaraan ambulance jenis ini.
“Kondisi ambulance sebenarnya masih baik, cuman karena dibiarkan, sehingga perlengkapannya mulai rusak, seperti roda. Tapi kalau ini cepat ditanggap oleh Dinas Kesehatan maka bisa difungsikan,” ujurnya.
Dinkes Kota Ternate juga diminta jangan cuek dan acuh tahu dengan hal-hal semacam ini. Karena ini berkaitan dengan fasilitas atau pelayanan kesehatan yang merupakan salah satu pelayanan dasar. “Dinas kesehatan jangan cuek lah. Ini kan sudah dikasi bantuan, jadi kalau memang tidak bisa dipakai di Hiri, yah dibuat skema lain agar kendaraan ini bisa difungsikan. Jangan biarkan jadi besi tua,” tukas Nela.
“Karena di Batang Dua itu kan jalannya cenderung rata, Moti juga demikian. Jadi bisa didistribusikan kesana. Karena Moti dan Batang Dua juga merupakan pulau terluar, jadi bisa sebenarnya,” lanjut Nela.
Tak hanya itu, satu mobil ambulance juga sudah rusak. Itu artinya, Puskesmas Hiri saat ini tidak punya ambulance.
“Jadi di Hiri ini kalau misalnya ada pasien yang mau diangkut atau orang meninggal itu menggunakan mobil pribadi masyarakat yang disewa. Kondisi ini sangat memprihatinkan,” tutur Nela.
Oleh kerena itu sambung Nela, di 2023 ini pihaknya sudah mendorong untuk pengadaan sekitar 5 unit mobil ambulance untuk didistribusikan ke beberapa Puskesmas. Dalam hal ini, Hiri menjadi prioritas.
“Kami mendorong agar tiga pulau terluar yaitu Moti, Hiri, dan Batang Dua harus punya mobil ambulance yang siap pakai. Puskesmas dalam wilayah pulau Ternate juga harus ada ambulance nya,” tergetnya.
Begutu juga dengan mobil Jenazah. Kata Nela, setiap Kecamatan harus tersedia mobil Jenazah. “Karena ini menjadi kebutuhan public, jadi harus disediakan oleh pemerintah,” ujar politisi partai Nasdem ini.
Atas hal-hal tersebut, Komisi II dalam waktu dekat akan mengundang Dinkes Ternate dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang direncanakan pekan ini. “Kemungkinan Kamis atau Jumat ada RDP antara kami dengan Dinkes untuk membahas apa yang telah kami temukan di lapangan,” tandas Nela. (cr-01/yun)