Ternate — istanafm.com. Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI daerah pemilihan Maluku Utara, Hasbi Yusuf, mendorong pengendalian konsumsi gula melalui regulasi cukai terhadap minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK). Hal tersebut disampaikan saat kunjungan kerja ke Kantor Dinas Kesehatan Kota Ternate.
Menurut Hasbi, kebijakan pengendalian konsumsi gula merupakan bagian dari strategi nasional untuk menekan prevalensi penyakit tidak menular seperti diabetes, obesitas, stroke, dan penyakit jantung.
Pemerintah pusat, kata dia, tengah merumuskan regulasi yang akan diterapkan secara bertahap di daerah, termasuk di Provinsi Maluku Utara.
“Saat ini ada rencana penerapan cukai terhadap produk berpemanis dalam kemasan, sejalan dengan upaya pembatasan kandungan gula, garam, dan lemak dalam pangan olahan. Ini untuk menurunkan angka penyakit kronis yang berdampak besar terhadap beban pembiayaan kesehatan nasional,” ujar Hasbi, Senin, 16 Juni 2025.
Ia menambahkan, pengendalian sejak hulu dinilai lebih efisien dibandingkan penanganan penyakit di tahap lanjutan. “Upaya preventif seperti ini sangat penting untuk menjaga keberlanjutan sistem kesehatan nasional dan mencegah lonjakan pembiayaan dari APBN maupun APBD,” katanya.
Dalam pertemuan tersebut, Hasbi juga mendorong sinergi antara pemerintah daerah, Dinas Kesehatan, dan Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Provinsi Maluku Utara untuk mengawal implementasi kebijakan tersebut.
Kepala Balai POM Provinsi Maluku Utara, Tri Wandiro, menyatakan dukungannya terhadap rencana tersebut. Menurut dia, penguatan pengawasan di lapangan penting dilakukan apabila kebijakan cukai dan pembatasan kandungan gizi produk pangan resmi diberlakukan.
“Kami sudah menyampaikan beberapa masukan teknis mengenai pengawasan dan mekanisme pemantauan di lapangan. Ini untuk memastikan kebijakan dapat diterapkan secara efektif dan tidak merugikan masyarakat,” ujarnya.
Kunjungan ini merupakan bagian dari agenda DPD RI dalam menyerap aspirasi dan memastikan kesiapan daerah dalam mendukung kebijakan nasional di bidang kesehatan masyarakat. (Rifal Amir)
