Namrole Pulau Buru- Istanafm.com: Melirik wajah Ibu kota Kabupaten Buru Selatan di Namrole, yang merupakan pusat pemerintahan dan perekonomian masyarakat yang berada di Bumi Lolik Laleng Fedak Fena, masih jauh dari kata seharusnya.
Kurang lebih 15 tahun telah berlalu, mulai dari masa pemerintahan Tagop Sudarsono Soulisa selama dua (2) periode, kemudian kekuasaan itu diambil alih oleh Istrinya Hj. Safitri Malik Soulisa, namun tidak bisa berbuat banyak kondisi Kota Namrole seperti hutan belantara seperti yang terlihat digambar ini adalah salah satu sudut Kota Namrole yang berhasil dipotret oleh awak media Istana FM saat berada di Namrole beberapa waktu lalu.
Selain kondisi kota yang seperti itu, ditambah lagi dengan infrastruktur jalan dan jembatan yang merupakan urat nadi bagi masyarakat yang berada di wilayah Kecamatan Kepala Madan, Leksula, Fenafafan dan Waesama juga sungguh mengerikan. Sehingga, transportasi laut menjadi alternatif sekalipun nyawa jadi taruhan, bagi masyarakat yang berada di wilayah Kecamatan Kepala Madan, Leksula dan Ambalau jika kondisi laut tidak lagi bersahabat.
Adam Salemba salah satu tokoh masyarakat yang ditemui Istana FM di Namrole baru-baru ini, menjelaskan bahwa, “Bukan hanya mereka di ketiga kecamatan itu saja yang menderita dengan masalah transportasi, tetapi warga masyarakat Waesama dan Fenafafan juga mengalami nasib yang sama”, kata Adam Salemba.
Lebih jauh dijelaskan Adam Salemba bahwa, “Jika musim Hujan masyarakat Waesama mulai dari Waetawa hingga Namrole harus berhadapan dengan banjir. Bahkan rakit adalah satu-satunya alat penyeberangan termegah di wilayah Kecamatan Waesama.”
Adam Salemba juga berharap, “Semoga pemerintahan yang akan datang, mampu memberikan harapan baru bagi masyarakat di Kabupaten Buru Selatan”, kata Adam Salemba penuh harap. (Jaja On).