Next Post

IGD Diperbaiki, RSUD Chasan Boesoirie Tetap Layani Pasien

468c67d1-de09-4863-967e-198375ed3539

Ternate – istanafm.com. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Chasan Boesoirie, Kota Ternate, Maluku Utara, tengah melakukan renovasi ringan pada Instalasi Gawat Darurat (IGD) sejak 13 Juli 2025. Renovasi difokuskan pada penggantian lantai IGD yang sebelumnya menggunakan ubin menjadi vinil antibakteri.

Direktur RSUD Chasan Boesoirie, dr. Alwia Assagaf,M.Kes, menjelaskan bahwa lantai IGD yang dibangun pada tahun 2016 mulai mengalami keretakan. Kondisi tersebut berpotensi menjadi tempat berkembangnya kuman jika tidak segera diperbaiki.

“Kalau ubin sudah mulai pecah, ada risiko cairan tubuh tertinggal dan sulit dibersihkan. Itu bisa menimbulkan ketidaksterilan. Maka kami putuskan mengganti dengan vinil antibakteri sesuai ketentuan dalam Permenkes Nomor 27 Tahun 2017,” kata Alwia kepada reporter Istana FM di ruang kerjanya, Senin, 21 Juli 25.

Penggantian lantai dilakukan menggunakan anggaran dari Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) sebesar lebih dari Rp 300 juta. Proses pengadaan dilakukan melalui e-katalog, dan setelah barang tiba pertengahan Juli, pekerjaan langsung dimulai. Ditargetkan, seluruh pekerjaan selesai dalam dua pekan.

*Layanan IGD Tidak Ditutup*

Selama masa renovasi, pihak rumah sakit tetap membuka layanan IGD, dengan melakukan pengaturan zona secara bergiliran. Jika sisi barat sedang dikerjakan, layanan IGD dipindahkan ke sisi timur dan sebaliknya. Namun, pengaturan tersebut menyebabkan berkurangnya jumlah tempat tidur.

Menurut Alwia, pengurangan jumlah tempat tidur dilakukan untuk tetap memenuhi syarat jarak antarbed, terutama terkait dengan instalasi oksigen yang tidak bisa dipindahkan sembarangan. Dalam kondisi normal, IGD RSUD Chasan Boesoirie bisa menampung lebih banyak pasien. Namun selama renovasi, kapasitas turun hingga hanya enam bed.

“Rumah sakit tetap melayani, tetapi kami harus menyesuaikan dengan standar keselamatan dan kelayakan. Ini tidak bisa asal tempel tempat tidur,” ujar Alwia.

*Sistem Rujukan Terpadu*

Penurunan kapasitas layanan IGD turut memengaruhi sistem rujukan pasien dari rumah sakit lain. RSUD Chasan Boesoirie merupakan rumah sakit tipe B dan menjadi rujukan utama dari rumah sakit tipe C, seperti yang ada di Sofifi. Untuk mengantisipasi keterbatasan ini, rumah sakit mengandalkan Sistem Informasi Rujukan Terpadu (SISRUTE) yang dikelola Kementerian Kesehatan.

Jika kapasitas IGD penuh, petugas rumah sakit wajib memperbarui data di aplikasi tersebut agar rumah sakit pengirim bisa memilih alternatif lain.

“Misalnya hari ini hanya tersedia enam bed, maka rumah sakit lain akan diberi tahu agar merujuk pasien ke fasilitas yang masih memiliki tempat,” ujar Alwia. “Petugas juga biasanya akan menyarankan untuk mengecek ulang 1-2 jam kemudian, karena bisa saja ada pasien IGD yang dipulangkan atau dipindahkan ke ruang rawat inap, sehingga bed kembali tersedia.”

Alwia menambahkan, jika ada pasien gawat darurat yang membutuhkan penanganan segera, rumah sakit pengirim seharusnya tidak menunggu hingga RSUD Chasan Boesoirie memiliki tempat. Menurutnya, sistem yang dibangun memungkinkan pasien dialihkan ke rumah sakit lain yang juga bekerja sama dengan BPJS.

“Jangan sampai karena menunggu, pasien jadi tidak tertangani dengan cepat,” ujarnya.

Alwia menegaskan bahwa keterbatasan ini hanya berlangsung sementara. Renovasi IGD dilakukan untuk meningkatkan kualitas layanan jangka panjang. Ia berharap masyarakat memahami kondisi yang sedang terjadi di RSUD Chasan Boesoirie.

“Ini hanya dalam waktu singkat. Target kami, akhir pekan ini seluruh pekerjaan selesai dan layanan IGD bisa kembali normal,” kata Alwia. (Rifal)

ISTANA FM

ISTANA FM

Related posts

Newsletter

Jangan sampai ketinggalan informasi! Masukkan email Anda dan dapatkan update atas setiap berita terbaru di Istana FM!

ban11