Bursel Maluku- Istanafm.com. Masyarakat di Kabupaten Buru Selatan Provinsi Maluku, begitu bergembira saat menyambut datangnya Bulan Suci Ramadhan 1446 Hijriah tahun 2025 Masehi dengan segala suka cita.
Namun, kondisi tersebut berbalik 80 derajat celsius bila di bandingkan dengan masyarakat yang berada di Kecamatan Kepala Madan, khususnya Desa Batu Layar, Desa Walbele, Desa Darusatam, Desa Sekat, dan Desa Bobo. Masyarakat harus bertahan dengan lampu pelita saat Berbuka Puasa maupun Sahur.
Yang lebih miris lagi saat Tadarus di Masjid hanya menggunakan penerangan dari senter handphone. Bahkan kondisi ini sudah menjadi hal biasa bagi Kepala Rantin PLN Waepandan. Bahkan Kepala Rantin PLN Waepandan menganggap bahwa masyarakat menikmati Ramadhan ditengah kegelapan itu urusan mereka, tidak ada hubungannya dengan Kepala Rantin PLN Waepandan.
Etek salah salah satu Tokoh Muda Bursel yang saat ini berada diluar daerah, melalui whatsapp kepada Istanafm.com menegaskan bahwa, “Kepala Ranting PLN Waepandan tidak memiliki itikad baik dalam memberikan pelayanan listrik yang maksimal kepada masyarakat. Bahkan ada diskriminasi terhadap masyarakat, karena PLN hanya dinikmati oleh masyarakat Waepandan dan masyarakat Desa Fogi. Sementara Desa-Desa yang lain harus bertahan dengan penerangan seadanya.”
Etek juga menyarankan kepada masyarakat agar mendesak DPRD Kabupaten Buru Selatan untuk segera memanggil Kepala Rabtin PLN Waepandan, untuk meminta kejelasan terkait dengan pelayanan listrik diwilayah Kecamatan Kepala Madan. Jika hal ini dibiarkan berlatut-larut, maka masyarakat yang akan menanggung akibatnya.
Sampai berita ini dipublikasikan, Kepala Ranting PLN Waepandan sulit untuk dihubungi. (Jaja On).