Ternate. – Istanafm.com: Kasus Aksar Kodja membuka tabir Mafia Peradilan yang selama ini dipraktekan oleh oknum-oknum Jaksa Penuntut Umu (JPU), maupun Majelis Hakim dalam setiap penanganan Perkara di Pengadilan Negeri Ternate. Dimana terdakwa selalu memjadi sapi perah oleh Oknum Jaksa maupun Oknum Hakim dengan iming-iming masa Hukuman akan diringankan, dengan meminta sejumlah uang. Bahkan uang yang diminta mencapai ratusan juta rupiah. Seperti yang dialami oleh terdakwa Aksar Kodja, yang dijerat dengan Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi, pada kasus DID pada Dinas Pertanian Kota Tidore Kepulauan dan sudah divonis 3 tahun penjara dan denda Dua Ratus Juta Rupiah ini.
Kronologis kasua Aksar Kodja ini menurut Praktisi Hukum Senior Darwis, S.H., yang pernah melaporkan salah satu oknum Hakim Pengadilan Negeri Ternate ke Jaksa Agung RI, yang diketahui melakukan pemerasan terhadap salah satu terdakwa. Darwis, S.H., dalam siaran persnya pada rabu 13/11/2024 kepada Istanafm.com menegaskan bahwa, “Tindakan oknum Jaksa dan Hakim tersebut segera dilaporkan ke Mahkama Agung dan Dewan Pengawas, maupun ke Mahkama Agung. Agar Mafia Peradilan di Pengadilan Negeri Ternate ini dapat diberantas sampai keakar-akarnya”, tegas Darwis, S.H.
Darwis juga menambahkan bahwa, “Jika Mafia Peradilan ini tidak diberantas, maka rakyat (Terdakwa) selalu menjadi sapi perah jika terjerat Kasus Hukum”, kata Darwis. Tindakan oknum Jaksa dan Hakim seperti ini jangan dibiarkan, sangat merusak tatanan dan norma-norma hukum dalam menegakan keadilan.
Lanjut Darwis bahwa, “Kasua Aksar Kodja menjadi cermin untuk kita semua, dimana terdakwa yang sudah menjadi korban konspirasi dalam Kasus DID, malah dikorbankan oleh oknum Aparat Penegak Hukum saat mencari keadilan di Pengadilan”, tegas Darwis. SH. (Jaja On).
