Next Post

Mahasiswa Tuntut Gubernur Maluku Utara Bebaskan 11 Pejuang Lingkungan Maba-Sangaji

98dd67ed-df33-4404-8934-7338b8609ae2

Ternate – istanafm.com. Aliansi Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Khairun, Ternate, menggelar aksi demonstrasi di depan kediaman Gubernur Maluku Utara, Kamis, 21 Agustus 2025. Mereka menuntut pembebasan 11 warga adat Maba-Sangaji yang ditahan setelah memprotes operasi tambang nikel di wilayah mereka.

Aksi mahasiswa berlangsung sejak siang. Mereka membentangkan spanduk dan berorasi bergantian. Tuntutan utama mereka: Bebaskan 11 Pejuang Lingkungan Masyarakat Maba-Sangaji Tanpa Syarat.

Presiden BEM FEB Universitas Khairun, Dilfan Najim menekankan bahwa Gubernur Maluku Utara, Sherly Tjoanda, segera mengambil langkah politik untuk membebaskan 11 warga yang mereka sebut sebagai pejuang lingkungan.

“Penahanan ini bentuk kriminalisasi terhadap warga adat yang mempertahankan haknya,” kata Dilfan kepada Istana FM di lokasi aksi.

Kasus ini bermula dari aksi protes masyarakat adat Maba-Sangaji pada 16-18 Mei 2025 di area operasi PT Position, perusahaan tambang nikel yang beroperasi di lahan adat mereka. Aksi protes dilakukan dengan cara ritual adat, sebagai simbol penolakan terhadap aktivitas tambang yang dinilai merusak lingkungan.

Namun, bukannya mendapat mediasi, warga justru dituding melakukan tindakan kriminal. Kepolisian Daerah Maluku Utara kemudian menangkap 11 warga pada 19 Mei. Mereka hingga kini masih mendekam di tahanan.

Sementara menurut mahasiswa, tindakan kepolisian ini bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

“Pasal 66 tegas menyebutkan, siapa pun yang memperjuangkan hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat tidak dapat dipidana maupun digugat secara perdata,” ujar Dilfan.

Aliansi mahasiswa meminta Gubernur Sherly Tjoanda segera bersikap. Mereka menilai gubernur memiliki kewenangan politik untuk mendorong penyelesaian kasus ini dan membebaskan para pejuang lingkungan.

“Kami mendesak Gubernur Maluku Utara tidak tinggal diam. Beliau harus mengambil sikap politik untuk membela masyarakatnya,” kata Dilfan.

Ia juga memperingatkan, jika aspirasi ini tidak diindahkan, gerakan solidaritas akan terus berlanjut dengan jumlah massa yang lebih besar.

“Kami akan membangun konsolidasi lintas kampus dan organisasi. Ini bukan hanya soal Maba-Sangaji, tapi soal masa depan lingkungan hidup di Maluku Utara,” tegasnya. (Rifal)

ISTANA FM

ISTANA FM

Related posts

Newsletter

Jangan sampai ketinggalan informasi! Masukkan email Anda dan dapatkan update atas setiap berita terbaru di Istana FM!

ban11