Next Post

Pasien Gagal Ginjal Tertunda Cuci Darah, RSUD Chasan Boesoirie Kekurangan Stok

8ee5ee41-4e5d-4757-afd3-b96f5af5b324

Ternate – istanafm.com. Pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Chasan Boesoirie (ChB) Ternate kembali menjadi sorotan. Meski sebelumnya mendapat atensi khusus dari Wakil Menteri Kesehatan, kondisi pelayanan justru kian memburuk.

Rumah sakit rujukan utama di Maluku Utara itu dilaporkan kehabisan stok cairan dialisis bagi pasien gagal ginjal. Akibatnya, sejumlah pasien terpaksa menunda jadwal cuci darah yang seharusnya dilakukan dua kali sepekan, setiap Senin dan Kamis.

Informasi yang dihimpun dari keluarga pasien menyebutkan, mereka telah datang sejak pukul 09.00 WIT, namun tak kunjung mendapat kepastian pelayanan. “Cairan itu habis total, jadi istri saya tidak bisa mendapat pelayanan maksimal. Pihak rumah sakit hanya memberi satu jerigen 10 liter untuk dua pasien,” ujar salah satu keluarga pasien kepada Istana FM, Senin, 4 Agustus 2025.

Ia mengungkapkan, istrinya sudah empat tahun menjalani terapi hemodialisis dan sangat bergantung pada ketersediaan cairan dialisis. Kekosongan ini, kata dia, bukan kali pertama terjadi. “Memang sering kosong, tapi biasanya tak sampai seminggu. Kali ini benar-benar habis,” ujarnya.

Tak hanya cairan dialisis, stok suntikan hemoglobin (Hb) untuk pasien gagal ginjal juga disebut menipis. “Sudah hampir setahun istri saya hanya dapat satu kali suntikan Hb. Padahal harusnya dua kali. Kalau tidak diberikan sesuai, bisa fatal,” ujarnya lagi.

Pasien pun menolak opsi rujukan ke rumah sakit lain di luar kota. “Ada tawaran dirujuk ke luar, tapi kami tidak berani ambil risiko. Seharusnya RSUD ChB bisa beri solusi, bukan melempar tanggung jawab,” ujarnya kesal.

Ia meminta Gubernur Maluku Utara turun tangan mengevaluasi kinerja manajemen RSUD ChB, terutama terkait pengadaan obat dan alat kesehatan untuk pasien gagal ginjal.

“Kalau tidak ditangani serius, keluarga kami yang jadi korban,” katanya.

Hingga kini, RSUD ChB, RSUD Tidore, dan RSUD Tobelo merupakan tiga fasilitas kesehatan di Maluku Utara yang melayani hemodialisis.

Kepala Bidang Hukum dan Humas RSUD ChB, Floriani Suntaki, membenarkan kekosongan stok cairan dialisis. Ia menjelaskan, keterlambatan pengiriman disebabkan oleh cuaca buruk. Karena itu, RSUD ChB menyarankan pasien dirujuk ke RSUD Tidore Kepulauan dan RSUD Tobelo.

“Satu-satunya harus dirujuk ke luar, Tidore dan Tobelo,” pungkas Floriani, Selasa, 5 Agustus 2025.

“Cairan sedang dalam perjalanan dengan kapal dan tiba pada tanggal 10 atau 11 Agustus,” tambahnya. Lebih lanjut, Floriani katakan bahwa pengadaan cairan dilakukan oleh pihak ketiga, bukan oleh pihak rumah sakit. (Rifal)

ISTANA FM

ISTANA FM

Related posts

Newsletter

Jangan sampai ketinggalan informasi! Masukkan email Anda dan dapatkan update atas setiap berita terbaru di Istana FM!

ban11