Ternate– Istanafm. Jabir (42), seorang pedagang ayam kampung di Pasar Higienis Gamalama, Kecamatan Ternate Tengah, Kota Ternate, mengeluhkan lokasi lapak dagangnya yang dinilai tidak layak dan menimbulkan ketidaknyamanan, baik bagi dirinya maupun pedagang lain.
Menurut Jabir, lapaknya yang terletak tepat di depan penjual pakaian menyulitkan aktivitas jual beli, terutama karena kondisi ayam hidup yang dekat dengan barang dagangan seperti pakaian.
“Kami jual ayam hidup sesuai permintaan warga Kota Ternate, tapi tempatnya tidak cocok. Harus jualan di depan pedagang pakaian, kami juga merasa tidak enak,” kata Jabir, Kamis (8/5/2025).
Ia menjelaskan bahwa meskipun lapak tersebut tidak dikenakan retribusi, para pedagang ayam tetap merasa kesulitan karena tidak adanya lokasi khusus yang disediakan pemerintah. Jabir menambahkan, mereka bersedia membayar retribusi penyediaan Disperindag Kota Ternate menyiapkan tempat yang layak dan sesuai.
“Saya pernah ketemu Ibu Kadis, dia bilang di pasar ini tidak ada yang jual ayam hidup. Tapi saya bilang, ini permintaan pasar. Pembeli di sini memang mencari ayam hidup untuk langsung dipotong,” ujarnya.
Jabir juga mengungkapkan bahwa ia dan pedagang lain pernah diminta untuk tidak lagi berjualan di lokasi tersebut, meskipun sebelumnya mereka memiliki tempat resmi. Namun, sejak pergantian kepala dinas, perhatian terhadap mereka semakin menurun.
“Dulu kami punya tempat khusus, tapi setelah pergantian Kadis, tempat itu tidak ada lagi,” ucapnya.
Keluhan serupa disampaikan oleh Bun Husain (45), pedagang ayam lainnya. Ia menyebut pernah berselisih dengan petugas pasar yang ingin membubarkan lapak mereka tanpa memberikan solusi.
“Kami bilang, kalau mau tertibkan, ya sediakan dulu tempat yang layak. Jangan cuma usir,” ungkapnya.
Para pedagang berharap Pemerintah Kota Ternate segera memberikan solusi yang adil, agar mereka tidak lagi berjualan di lokasi yang menimbulkan ketidaknyamanan bagi pedagang lain, namun tetap bisa memenuhi kebutuhan masyarakat akan ayam hidup. (Rifal Amir)