Ternate – istanafm.com. Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Budi Sentosa dan Rumah Sejahtera Ternate, Maluku Utara, diduga mengeluarkan tujuh anak asuh secara sepihak.
Kepala UPTD PSAA Budi Sentosa, Susan E. Garusim, membantah tuduhan tersebut. Ia menyatakan hanya enam anak yang dipulangkan, bukan tujuh seperti yang beredar. Salah satu anak yang dikembalikan, kata dia, telah lulus SMP dan berusia 18 tahun.
“Bukan karena dia lulus SMP lalu langsung dikembalikan. Anak itu memang mulai sekolah agak terlambat,” ujar Susan saat ditemui di ruang kerjanya, Senin, 23 Juni 2025.
Susan menjelaskan bahwa pengembalian anak dilakukan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) penerimaan klien yang telah disampaikan kepada keluarga sejak proses asesmen awal. Prosedur tersebut merujuk pada Peraturan Menteri Sosial Nomor 1 Tahun 2020 tentang Pengasuhan Anak.
“Setiap anak yang dikembalikan dijemput langsung oleh keluarganya,” kata Susan.
Ia menegaskan pengembalian tidak dilakukan secara sepihak, melainkan berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) yang ditandatangani pihak keluarga dan PSAA saat anak mulai diasuh.
Susan menduga isu tujuh anak yang dikeluarkan muncul akibat miskomunikasi antara pihak panti dan Dinas Sosial.
Menurutnya, keputusan pengembalian anak juga didasarkan pada sertifikat kelulusan serta persetujuan tertulis dari PSAA dan keluarga. Sertifikat itu ditandatangani oleh Kepala Dinas Sosial Provinsi Maluku Utara, Zen Kasim.
Susan menambahkan, setiap anak yang dipulangkan dibekali fasilitas transportasi dan buku tabungan berisi dana sumbangan dari masyarakat selama anak diasuh di panti.
“Daripada setiap sumbangan atau santunan langsung dihabiskan, kami bukakan tabungan. Saat anak kembali ke keluarga, buku tabungan dan ATM-nya kami serahkan,” ujarnya.
Ia berharap tabungan tersebut dapat dimanfaatkan untuk mendukung kebutuhan pendidikan anak selama dalam pengasuhan keluarga. (Rifal Amir)
