Ternate- Istanafm.com. Manajemen Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Chasan Boesoirie Ternate (RSUD CB) sangat buruk. Baik dari sisi pelayanan maupun fasilitas Rumah Sakit yang mengalami kerusakan dibeberapa bagian yang belum juga diperbaiki.
Belum lagi di tambah masalah pelayanan kebutuhan darah oleh pasien yang membutuhkan darah dalam waktu singkat, yang terkadang keluarga pasien harus mencari kemana – mana. Sementara Palang Merah Indonesia (PMI) melalui UDD nya yang selama ini menyuplai darah ke RSUD CB sudah tidak lagi dapat menyupalai atau memberikan pada keluarga pasien yang di rawat di RSUD CB di karena kan Rumah Sakit Umum Dr. H. Chasan Boesoirie Ternate sudah memutuskan kerja sama dengan pihak UDD PMI Maluku Utara tanpa alasan yang jelas.
Walaupun pihak RSUD CB sudah memiliki Unit Transfusi Darah sendiri, namun kenyataan tidak mampu memenuhi kebutuhan darah untuk pasien. Kondisi ini sangat meresahkan masyarakat yang membutuhkan darah jika masuk di RSUD Dr. H. Chasan Boesoirie.
Dokter Rosita Alkatiri M. Kes Direktur UDD PMI Maluku Utara dalam siaran persnya pada Sabtu 08/03/2025 kepada Istanafm.com di Jati Hotel usai Pembukaan Rapat Kerja PMI Malut tahun 2025 menjelaskan bahwa, “Pihak RSUD CB sudah memutuskan hubungan kerja sama dengan UDD PMI Malut sejak Januari 2024, namun pihak UDD PMI Malut masih terus mengajukan permohonan agar hubungan kerja sama tersebut dapat terus dilanjutkan demi kepentingan masyarakat.”, ujar dr. Rosita Alkatiri M. Kes.
“Selain pihak RSUD CB yang memutuskan hubungan kerja sama dengan pihak UDD PMI Malut, pihak Rumah Sakit Umum Dr. Chasan Boesoirie juga masih belum melunasi hutang dari pengambilan darah yang diambil di UDD PMI Malut senilai 1 Miliar Rupiah lebih”, ujar dr. Rosita Alkatiri M. Kes.
Kondisi ini perlu mendapat perhatian serius dari Gubernur Maluku Sherly Tjoanda Laos agar masalah transfusi darah untuk pasien di RSUD CB tidak lagi membinggungkan pihak keluarga pasien. (Jaja On).
