Ternate – istanafm.com. Direktur RSUD Chasan Boesoirie Maluku Utara, dr. Alwi Assegaf, angkat bicara soal potongan tubuh pasien asal Halmahera Selatan yang viral di media sosial.
Alwi menjelaskan pasien tersebut menjalani operasi bedah tumor yang mengharuskan amputasi. “Kehilangan anggota tubuh bukan hal mudah. Karena itu, selain perawatan medis, kami juga memberi pendampingan psikologis,” kata Alwi, Kamis.
Ia menerangkan, potongan tubuh manusia dikategorikan limbah medis dan umumnya dimusnahkan lewat kerja sama dengan pihak ketiga. Namun, dalam kasus amputasi, potongan kerap diserahkan kepada keluarga agar bisa diperlakukan sesuai keyakinan masing-masing.
“Prosedurnya, potongan dibungkus rapi sebelum diberikan ke keluarga. Biasanya mereka akan mengurus sesuai tata cara agama, misalnya dengan menguburkannya,” ujarnya.
Baca juga: https://istanafm.com/gedung-jantung-rsud-chasan-boesorie-ditarget-rampung-sebelum-oktober-2025/
Alwi menyebut temuan potongan tubuh di tempat sampah bukan bagian dari prosedur rumah sakit. “Sepertinya ada miskomunikasi dengan pihak keluarga. Kami tidak tahu bagaimana potongan itu bisa berakhir di sana,” katanya.
Ia juga meminta masyarakat tidak menyebarkan foto atau video terkait kasus ini. “Pasien baru saja kehilangan anggota tubuh. Melihat potongan tubuhnya tersebar di media sosial tentu akan memperburuk kondisi psikologisnya,” ujarnya.
RSUD Chasan Boesoirie, kata Alwi, berkomitmen mendukung pemulihan pasien, baik secara medis maupun mental. “Fokus kami adalah kesehatan dan ketenangan pasien, agar tidak makin terbebani oleh pemberitaan,” pungkasnya.(Rifal)