Ternate, istanafm.com – Pembangunan gedung Jantung Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Chasan Boesoerie Provinsi Maluku Utara terpaksa tertunda akibat belum cairnya dana anggaran tahap ketiga dari Pemerintah Provinsi.
Gedung baru berlantai tiga yang dibangun untuk meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat itu seharusnya rampung pada 2025. Namun hingga akhir April, progres pembangunan baru mencapai sekitar 70 persen.
Plt. Direktur RSUD Chasan Boesoirie, dr. Alwi Assegaf saat di wawancara bersama awak media di dalam ruangannya menjelaskan pembahasaan anggaran pembangunan gedung Jantung tahap tiga telah selesai. Namun pergeseran anggaran APBD masih dalam tahapan proses.
“Ya, mengenai anggaran APBD, karena itu kan berada di anggaran APBD, maka harus menunggu selesai proses pergeseran, kan sementara berjalan di proses pergeseran di APBD,” ucap Alwi Assegaf Kamis, (24/4/2025).
Meskipun, anggaran pembangunan fisik awalnya sebesar 5,9 miliar kemudian berubah menjadi 8,3 milyar. Hal ini karena ada perubahan dan perencanaan yang didiskusikan dengan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) dan Gubernur Maluku Utara.
“Tetapi anggaran pembangunan gedung jantung tahap 3 itu sudah selesai pembahasan. Yang tadinya 5,9 miliar untuk pembangunan fisik gedung jantung tahap 3, itu kemudian ada diskusi lagi pembahasan dengan TAPD, dengan Ibu Gubernur juga. Kemudian ada perubahan, beberapa perubahan dalam perencanaan. Sehingga menjadi 8,3 miliar,” jelasnya.
“Dari yang 5 miliar tadi, pembangunan fisik gedung jantung tahap 3 menjadi 8,3 miliar. Di dalamnya juga ada pekerjaan lift,” sambung Alwi.
Disamping itu, ia menyampaikan anggaran pembangunan gedung Jantung RSUD yaitu, dari APBD, DAU dari Pemerintah Daerah, dan DAK dari Pemerintah Pusat.
Tetapi anggaran DAK yang diterima RSUD Chasan Boesoirie tahun 2025 sebesar 1,3 milyar. Sedangkan anggaran bantuan DAU yang diusulkan sebesar 55 miliar dan itu telah disetujui oleh APBD.
“Untuk 2025 ini, dari dana DAK kita hanya mendapatkan 1,3 miliar, jadi turun. Nah itu hanya untuk renovasi ruangan (PICU) Pediatric Intensive Care Unit atau ruangan ICU anak, dan renovasi ruang (NICU), Neonatal Intensive Care Unit, itu ICU bayi yang baru lahir. Nah 2 ruangan ini yang kita dapatkan memang hanya terbuka menu dari Kemenkes hanya untuk ini. Maka kita dapat 1,3 miliar untuk renovasi 2 ruangan ini. Itu tahun ini, 2025,” ucapnya.
Namun lanjut Alwi, anggaran pembangunan dari DAU akan dilakukan penyesuaian. Hal tersebut, untuk mencukupi pembangunan tahap 3 nanti.
“Tetapi karena kita lakukan pergeseran, anggaran rumah sakit yang diusulkan ke DAU itu ada kurang lebih 55 miliar dan itu sudah disetujui di APBD. Nah dari anggaran 55 itulah yang kita lakukan beberapa pergeseran, sehingga kemudian bisa mencukupi 8,3 untuk pembangunan tahap 3. Nah akibatnya di dalam 9,5 miliar untuk sarana prasarana alkes gedung jantung, itu kemudian menjadi 9,2 miliar. Tetapi alat sarana prasarana tidak berkurang, hanya kita penyesuaian harga saja di dalamnya,” tuturnya.
Selain itu, target operasi pembangunan gedung Jantung RSUD Chasan Boesoirie tahap tiga tahun 2025 akan dikerjakan, apabila proses review perencanaan grandmaster telah selesai.
“Kita tetap gunakan grandmaster itu, tetapi pada saat posisi saat ini ternyata ada perubahan. Maka harus dilakukan review perencanaan. Saat ini sementara berlangsung proses review perencanaan,” tutur Alwi.
Ia berharap minggu depan proses review perencanaan bisa selesai. Sehingga dapat dilakukan tender, sebab harapan Gubernur Maluku Utara bulan November tahun 2025 gedung Jantung sudah beroperasi.
“Menjadi harapan Ibu Gubernur itu, November sudah beroperasi tahun ini,” tandasnya. (Rifal Amir)