AI Menggantikan Peran Manusia — Pesatnya laju perkembangan teknologi membuat segelintir pekerjaan mulai tersingkirkan. Dulu, segala hal yang terkomputerisasi hanya dapat dijalankan berdasarkan perintah untuk tugas sederhana. Namun kini, teknologi seakan memiliki otak sendiri dan dapat membantu manusia untuk “memikirkan” hal-hal kompleks. Era ini dimulai sejak sistem kecerdasan buatan atau artificial intelligence diciptakan.
AI atau artificial intelligence adalah sebuah sistem yang dibentuk untuk mengerjakan suatu tugas, yang mana setelah menyelesaikan tugas tersebut, sistem komputer akan secara otomatis menyimpan dan mengimprovisasi ilmu yang dipelajari untuk dipakai kembali di masa mendatang. Singkatnya, AI bukan hanya sekadar sistem yang pasif. AI memiliki otak sendiri untuk menyelesaikan masalah yang rumit dengan cepat dan akurat.
AI di Indonesia
Di Indonesia, dapat dibilang saat ini belum ada sistem AI yang mumpuni untuk melakukan banyak hal. Namun hal tersebut bukan berarti mustahil untuk ada. Model sistem AI yang ada di ekosistem teknologi Indonesia biasanya lebih berfokus pada satu kemampuan khusus yang memiliki korelasi dengan pekerjaan manusia.
Seperti contoh, sistem pembukuan dan akuntansi otomatis yang dapat mengonversi data keuangan yang acak untuk dapat menjadi jurnal atau neraca. Kemudian, terdapat juga sistem Human Resources Sistem yang dapat membantu dalam proses perekrutan dan manajemen karyawan di dalam perusahaan. Karyawan di perusahaan yang telah memakai sistem sejenis ini hanya berfungsi sebagai operator dari sistem, mengoreksi hasil, dan mengambil keputusan. Sisanya secara keseluruhan akan diselesaikan oleh AI.
Tak hanya itu, kini menjamur pula robot Customer Service dari kanal aplikasi daring yang mana dapat membantu menjawab pertanyaan dari pengguna dan menampung keluhan. Semuanya terotomatisasi dan terlihat lebih mudah. Namun di balik itu, terdapat ancaman besar yang mengintip.
AI Kelas Dunia
Jika sebelumnya ekosistem AI di Indonesia masih terlihat sederhana dan jauh dari kata mengancam, maka beda halnya dengan yang skalanya sudah dikenal khalayak luas. AI kelas dunia mampu mengerjakan hal-hal yang bahkan tidak semua manusia dapat lakukan.
Lensa AI contohnya. Lensa AI merupakan aplikasi untuk memodifikasi dan mengoptimalkan kualitas foto, yang dikembangkan oleh Prisma Labs dan diluncurkan pada 2018 silam. Aplikasi ini mampu mengubah sebuah foto biasa menjadi konsep avatar dalam hitungan detik. Bahkan, manusia yang telah ahli di bidangnya sekalipun belum tentu dapat mengalahkan kecepatan aplikasi ini. Hasil yang didapat juga luar biasa. Bagi orang awam, tentunya tak mudah untuk percaya kalau gambar modifikasi yang Lensa AI ciptakan merupakan buatan komputer.
Ada juga ChatGPT yang dikembangkan oleh OpenAI. ChatGPT adalah konsep pesan singkat yang mana kita dapat menanyakan banyak hal terhadap robot penjawab. Bahkan, ChatGPT digadang-gadang dapat menjadi pesaing Google suatu saat nanti.
Mungkinkah AI Menggeser Peran Manusia?
Sangat mungkin. AI tak hanya akan menggeser peran manusia. Bisa jadi, sistem tersebut dapat mengubah tatanan kehidupan dan perekonomian dunia suatu saat nanti. Jika semua pekerjaan telah diambil alih oleh AI, maka manusia harus bersiap untuk memformulasikan tatanan perekonomian baru agar kesempatan untuk menyalurkan nilai dan kemampuan yang dimiliki tetap dapat dilakukan.
Akan tetapi, ketimbang harus memusingkan diri atas hal tersebut, baiknya kita selalu menyadari akan potensi bencana yang ada di balik AI itu sendiri dan mempersiapkan solusi untuk dapat bertahan hidup di masa mendatang.
Cara yang paling sederhana tentunya dapat dimulai dari mempelajari teknologi dan ikut meleburkan kemampuan yang dimiliki ke dalamnya. Karena di masa depan nanti, apapun yang menjadi kemampuan kita harus dapat diseimbangkan dengan pemahaman kita terhadap teknologi.