Next Post

Mengenal ‘Silent Reflux’, Bikin Suara Serak, Sering Demam, dan Batuk

Gejala silent reflux mirip GERD, tetapi tanpa heartburn

Istanafm.com – Kita punya cairan asam di lambung untuk mencerna dan menguraikan makanan. Di bagian atas perut, ada katup otot (sfingter esofagus) yang menutup untuk mencegah makanan dan cairan lambung kembali ke atas. Jika sfingter esofagus tidak bekerja dengan baik, cairan lambung bisa bocor ke kerongkongan atau esofagus, menyebabkan refluks atau gejala pencernaan seperti heartburn (nyeri ulu hati).

Namun, pada beberapa orang, sejumlah kecil cairan asam lambung bisa tumpah lebih jauh ke belakang tenggorokan, memengaruhi lapisan tenggorokan dan kotak suara (laring), dan menyebabkan iritasi dan suara serak. Ini dinamakan laryngopharyngeal reflux (LPR) atau dijuluki “silent reflux“.

Dijuluki “silent” karena banyak orang tidak mengalami gejala klasik heartburn atau gejala pencernaan lainnya, sehingga sering kali sulit untuk didiagnosis. Kondisi ini bisa muncul pada siang maupun malam hari, bahkan ketika seseorang belum makan apa pun. Meski begitu, silent reflux lebih sering terjadi pada malam hari.

 

1. Gejala silent reflux dan bedanya dengan GERD

Kondisi ini tidak selalu memicu gejala khas refluks asam, seperti heartburn. Namun, LPR bisa menyebabkan suara serak, sering berdeham (seperti ingin batuk untuk membersihkan tenggorokan), dan batuk. Kondisi ini bisa berkembang ketika asam lambung kembali ke esofagus dan mencapai bagian belakang tenggorokan.

Dilansir Medical News Today, gejala umum LPR pada orang dewasa meliputi:

  • Merasa seperti ada yang tersangkut di tenggorokan
  • Suara serak
  • Sering berdeham
  • Rasa pahit di bagian belakang tenggorokan
  • Sulit menelan
  • Pembengkakan dan iritasi pada pita suara
  • Sensasi post-nasal drip (produksi lendir di tenggorokan menjadi berlebih dan menebal)
  • Sulit bernapas

Pada bayi dan anak-anak, gejala LPR bisa meliputi:

  • Batuk
  • Muntah
  • Gagal tumbuh dan bertambah berat badan
  • Asma
  • Sakit tenggorokan
  • Suara serak
  • Pernapasan berisik
  • Infeksi telinga
  • Kesulitan makan
  • Kulit membiru
  • Aspirasi, atau menghirup makanan atau partikel lainnya ke dalam paru-paru

Umum bagi bayi untuk muntah. Namun, gangguan pada pernapasan dan makan bisa menjadi tanda masalah kesehatan yang lebih serius. Pemeriksaan dokter amat dibutuhkan.

Anak-anak dengan LPR tidak selalu muntah. Sementara itu, hubungan antara LPR pada anak dengan infeksi telinga dan sinusitis berulang masih diteliti.

Beberapa gejala, seperti muntah proyektil (muntah menyembur) atau muntah mengandung darah, bisa menjadi indikasi masalah kesehatan lain. Bila ini terjadi, segera periksakan anak ke dokter.

Ketika refluks asam menyebabkan heartburn persisten, terjadi mungkin dua kali seminggu selama 3 minggu atau lebih, ini dikenal sebagai gastroesophageal reflux disease (GERD). LPR mirip GERD, tetapi tanpa heartburn dan gangguan pencernaan.

2. Penyebab dan faktor risiko

Pada bayi, katut otot di ujung esofagus belum sepenuhnya berkembang. Katup-katup ini menjaga agar isi lambung tidak mengalir naik ke esofagus. Inilah menjelaskan frekuensi bayi muntah (gumoh), terutama bila perutnya penuh.

Orang dewasa sering mengalami pilek atau flu sebelum mengembangkan LPR. Kondisi ini dapat membuat pita suara lebih sensitif terhadap asam lambung.

Karakteristik fisik tertentu bisa menempatkan seseorang lebih berisiko mengalami LPR, termasuk:

  • Masalah dengan katup esofagus bagian bawah
  • Pengosongan perut yang lambat
  • Hernia hiatus
  • Masalah dengan kontraksi esofagus bagian bawah

Faktor risiko yang berhubungan dengan gaya hidup meliputi:

  • Makan berlebihan
  • Sering mengonsumsi alkohol, makanan pedas dan berlemak, dan soda
  • Merokok
  • Kelebihan berat badan

 

 

Source: IDN Times

ISTANA FM

ISTANA FM

Related posts

Newsletter

Jangan sampai ketinggalan informasi! Masukkan email Anda dan dapatkan update atas setiap berita terbaru di Istana FM!

ban11