Istanafm – Ternate. Kepala Sekolah (Kepsek) Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Kota Ternate angkat bicara terkait aksi penolakan terhadap dirinya yang dilakukan guru dan siswa SMKN 1 Ternate beberapa waktu lalu.
Nurhana Taher Junus menegaskan, ada berbagai prestasi yang capai selama dirinya menjabat sebagai Kepsek SMKN 1 Kota Ternate sejak tahun 2021 hingga 2023.
Dirinya juga telah mengharumkan nama Maluku Utara di Tingkat Nasional, dimana dirinya diadaulat sebagai Kepsek berprestasi yang lolos dalam seleksi SMK Pusat Unggulan Tingkat Nasionnal dari Maluku Utara, juga sebagai Narasumber terbaik SMK Pusat Unggulan Tingkat Nasional tahun 2021.
Nurjana mengisahkan, kritikan pedas bawahannya di SMKN 1 Kota Ternate yang menolak dirinya untuk kembali menjabat sebagai Kepsek SMKN 1 Ternate dengan berbagai tuduhan yang menyakitkan.
Menurutnya, perjuangannya untuk memajukan SMKN 1 Ternate, baik dari sisi pembangunan infrastruktur maupun pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) dikalangan Tenaga Didik dan Siswa telah dibuktikan membangun dua ruang Laboratorium maupun perlengkapan yang yang lain guna memperlancar proses belanar mengajar.
Ditambahkan, isu yang sengaja dihembuskan ke media terkait dengan larangan bagi siswa yang menggunakan lapangan Basket itu tidak benar, yang dilarang untuk siswa bermain pada saat itu kondisi lapangan dalam keadaan rusak, sehingga memakan korban, dimana salah satu siswa saat bermain Voli mengalami kecelakaan saat kakinya terselip di lobang akibat kerusakan.
“Dari kejadian itulah orang tua siswa tersebut mendatangi dirinya selaku Pimpinan dan meminta untuk menanggung seluruh biaya pengobatan yang disertai dengan hasil visum ternyata siswa yang mengalami kecelakaan itu terdapat keretakan pada bagian tulang, sehingga dirinya mengambil langkah tegas dengan. melarang mengunakan lapangan Volley sebelum diperbaiki,”jelasnya.
Setelah lapangan voley selesai direhab, lanjut Nurjana, aktifitas olahraga siswa berjalan seperi biasa.
“Jangan menebar fitnah yang tidak sesuai fakta kesalnya,” tegas Nurjana sambil menambahkan, kondisi di SMKN 1 Ternate saat ini hanya persoalan Like and Dislike suka atau tidak suka saja.
“Ada oknum Guru yang sengaja mendesain kondisi ini untuk menghambat proses pendidikan di SMKN 1 Ternate, kemudian menuduh balik terhadap saya yang menghambat Pendidikan, ini adalah upaya untuk membunuh carakter orang lain,” tegas Nurjana.
“Saya dituduh menghambat Pendidikan, ini sangat keliru, jika saya menghambat pendidikan tidak mungkin Gubernur menempatkan saya kembali ke SMK N 1 Kota Ternate,” tegasnya.(jaja)